Rabu, 18 Juni 2008

Suluk Jalan Terabas Gus Miek


KH. Hamim Jazuli atau biasa dipanggil Gus Miek, adalah ulama besar dari Ploso, Kediri yang terkenal karena kenylenehannya dan "daya linuweh" yang dimilikinya. Sebagian orang mengategorikan putra ketiga KH. Ahmad Jazuli Usman ini sebagai wali Allah. Beliau terkenal dengan majlis semaan al-Quran Dzikrul Ghafilin dan saat bersamaan suka keluar masuk tempat pelacuran dan diskotik. Minumannya bir hitam (kata Gus Dur), rokoknya aja Wismilak yang berat. "Mereka juga butuh untuk mengenal Tuhannya, mendapatkan kasih sayangNya, bukan hanya orang-orang yang ke Masjid saja", demikian prinsip Gus Miek ketika ditanya kenapa sering keluar masuk cafe, diskotik, dan tempat pelacuran.
Ajaran-ajarannya dirumuskan dalam "dalan terabas" alias jalan singkat (shortcut) menuju Tuhan. Prinsipnya yang terkenal : Jika ingin dekat dengan Allah, maka dekatilah orang-orang yang dekat denganNya. Hal ini tentu saja memunculkan polemik tentang prinsip tawassul dalam ajaran agama Islam, tetapi Gus Miek sebagai orang yang menguasai ilmu agama, juga memiliki alasan yang tetap dilandaskan pada al-Quran dan Hadits.
Gus Miek, ditengah kontroversi yang melingkupi kehidupannya, tetaplah sosok yang selalu dirindukan oleh umat, tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga nonmuslim karena memang pendekatan dakwah beliau yang "tidak biasa", pendekatan kemanusiaan yang dilakukannya, dan memang demikianlah seharusnya, ulama adalah pencerah kemanusiaan (secara umum, bukan hanya untuk umat Islam).
Buku ini memuat prinsip-prinsip untuk mencapai Tuhan dengan lebih cepat, tetapi tetap dilandasi oleh Al-Quran dan Hadits, yaitu jalan thariqat tanpa melupakan aspek Syari'ah dan Fiqh, serta dhawuh-dawuh (petuah) yang disampaikan Gus Miek kepada para muridnya. Dhawuh yang dalam tradisi pesantren (ta'lim muta'alimat) sangat dipegang teguh oleh santri sebagai bentuk ta'zhim mereka pada Kiai.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

menurutmu mungkin gak kita bisa seperti mereka?