Selasa, 02 Desember 2008

Arti sebuah puncak: Mi'raj menuju kesempurnaan

Apa arti sebuah puncak?
Sebuah puncak adalah sebuah pencapaian akhir dari usaha yang sangat keras
Puncak bukan sebuah akhir dari perjalanan.
puncak adalah sebuah proses.
puncak adalah sebuah perjalanan spiritual
menuju kesempurnaan jiwa dan pikiran

Perjalanan dari mahluk menuju Allah (min al-khuluq ila al-khaliq)
itulah saat kita memantapkan hati, meluruskan niat, membersihkan jiwa, meninggalkan dunia dengan segala hirup pikuknya untuk memenuhi panggilan nurani. Apapun yang terjadi, meski hujan menghadang, puting beliung menerjang, hati yang mantap tidak tergoyahkan membawa kita menuju semesta. Membawa kita berjalan dari alam kemakhlukan menuju alam spiritual.
Perjalanan di dalam Tuhan bersama Tuhan (min al-haq fi al-haq)
saat kita mulai mendaki, itulah saat kita menetapkan sebuah keyakinan. Saat mendaki menuju puncak, terasa sangat berat. Keyakinan telah melahirkan kekuatan untuk terus mencapai puncak. Keyakinan bahwa akan ada sebuah kenikmatan yang tidak terbayangkan saat mencapai puncak. Keyakinan yang mampu membawa kaki-kaki kita melewati setiap tanjakan, tikungan. Setiap langkah kaki kita adalah sebuah keyakinan. Keyakinan itulah hakikatnya. Berjalan dalam keyakinan bersama keyakinan.
Puncak, adalah akhir sebuah perjalanan sekaligus awal perjalanan baru. Puncak adalah hikmah/kearifan (al-hikmah al-muta’alliyah), pencerahan tertinggi (rausyan fikr). Melihat luasnya alam, betapa kerdilnya manusia. Menyadari sepenuhnya kemakhlukan, hamba sahaya sekaligus wakil-Nya di alam semesta ini. Penyatuan dengan Sang Maha Segalanya (liqa ila Allah).
Perjalanan dari Tuhan menuju makhluk bersama Tuhan (min al-haq ila al-khuluq bi al-haq)
Puncak adalah awal dari perjalanan baru. Awal untuk meneruskan perjalanan turun kembali menuju kemakhlukan dan menjalankan tugas kekhalifahan, bersama kearifan puncak dan pencerahan tertinggi. Maka perjalanan turun kembali adalah sebuah perjalanan suci, dengan kesadaran baru.Bersama Tuhan (liqa ila Allah)pula turun ke bumi bersama semua problematikanya.
Perjalanan di dalam makhluk bersama Tuhan (fi al-khuluq bi al-haq)
Adalah saat kembali dalam masyarakat dengan kearifan. Dengan kearifan itu pula menjalankan tugas kemakhlukan sekaligus kekhalifahan. Menciptakan kehidupan yang lebih baik, kebudayaan dan peradaban tinggi, yang dibangun dengan moral dan etika yang luhur. Menghadirkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah makna sebuah puncak bagiku.
mi’raj menuju kesempurnaan spiritual.
bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk orang lain
untuk rakyat, bangsa, dan negara




3 komentar:

Anonim mengatakan...

"Menghadirkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari"....
Sepakat!
Sbb jika Tuhan ditinggal di rumah2 ibadah...walhasil koruptor tambah banyak di negeri ini. Seprti tikus yang selalu menyerbu sawah ketika musim panen datang

wong-samin mengatakan...

Susah dilakukan bunda, karena aku sendiri masih belum mampu...
Kayaknya perlu sering-sering pergi ke puncak gunung neh :)

Bani mengatakan...

Naik gunung? yang jelas bisa ngeliat ciptaan dari Yang Maha Agung dan Maha Hebatnya yang menciptakan gunung gagah itu...